Rabu, 20 Agustus 2008

CUCU KAMI KE 3 LAHIR

Rabu jam 00.05 Hp ku berbunyi, suaranya tertawa Neo cucuku menandakan bahwa panggilan itu dari Oryza anakku. Ibunya yang menerima panggilan itu. Ada nada panik dan kekhawatiran dari seberang sana anaku Ryza ( di Jember ).

“ Ibu Henny mengeluarkan cairan Bu. Ini kenapa bu ? “ tanya Ryza

“ Cepat bawa ke RS Riz, itu tanda-tanda mau melahirkan “, tukas ibunya.

” Tenang Riz itu tanda-tanda biasa untuk proses kalahiran ”, ibunya menenangkan.

Doa kami di Surabaya mengiringi proses kelahiran Henny.


Jam 6.00 saya telepon ke Jember menanyakan perihal perkembangan Henny.

” Ini sudah bukaan 6 Pak ”, jawab Ryza. ” O itu agak siang Riz lahirnya tambah ibunya.

Jam 8.45 suara renyah tawa Neo terdengar lagi dai HP ku tanda ada panggilan dari anakku. Saya lihat memang dari Oryza.

Saya angkat telepon itu : ” Hallo, assalamu’alaikum Pak, alhamdulillah pak Henny sudah melahirkan Pak ”, nada gembira dan isyarat rasa bahagia di suara itu.

Hari tu hai Rabu tanggal 20 Agustus 2008, jam 7.55 wib. atau tanggal 18 Sya'ban 1429 H

Rasa tersekat dalam dadaku. Sukur yang tak terhingga . Alhamdulillah..........alhamdulillah, alhamdulillahirobbila’alamin ya Alloh. Rasanya aku sudah tidak sanggup lagi meneruskan kata-kata, HP saya berikan keadaan ibunya. Tak terasa bulir-bulir air mata tua ini keluar dari mataku. Air mata syukur, teriring ucapan doa harapan Ya Alloh jadikanlah cucuku ini cucu yang sholeh, sebagai hambamu yang akan selalu jadi pembela Islam penerus ajaran Nabimu Muhammad saw. Dan menjadi penghibur bagi kedua orang tuanya. Amin.

Dering telepon rumah berdering saya angkat :’ Selamat Pak De ya , nampi wayah maneh alhamdulillah melu seneng aku. Mugomugo Aan lancar ugo kaya Henny ”. Itu ucapan selamat pertama yang saya terima dari Dinda Avivah Priyatmoko.(*)

Senin, 18 Agustus 2008

HATI YANG TERLUKA

TITIPAN PESAN KEPRIHATINAN SANG PAHLAWAN PEJUANG KEMERDEKAAN
Oleh : Ahmad Budi Handaru Purnomo Putro, Arek Suroboyo.

Kini orang-orang menyebut kami, laskar tak berguna ..........
Sebab tlah tua renta memang, didera usia yang tlah senja.
Tapi manakala terdengar kembali pekik
Merdeka.........., merdeka................, merdeka.....................
Serta berkumandangnya alunan Indonesia Raya disertai kibaran Merah Putih Sang Saka.

Maka darah jiwa mudaku bergelora kembali
Teringat, menerawang jauh akan kisah-kisah di masa revolusi yang tlah kualami
Sang patriot pejuang dengan semboyan ” Merdeka atau Mati
Bersatu padu tuk satu tujuasn demi berdiri dan tegaknya ibu pertiwi
Yang tak terasa sudah 63 tahun kini, kita peringati.

Kenyataan sudah bisa hidup di alam merdeka
Tapi para pejuang didera ” Rasa Heran serta Tanda Tanya ”
Dengan diikuti kecewa
Hendak dibawa kemana Republik Indonesiaku tercinta ini ?
Yang ternyata tuk rebutan orang-orang sok pengin kuasa semata.

Kebanyakan anak bangsa penerus cita-cita
Tak menghayati makna arti proklamasi
Yang seharusnya diisi dengan hati nurani
Meskipun kini sudah didengung-dengungkan istilah reformasi, yang disertai dengan banyak aksi-aksi

Sangat memprihatinkan dan melukai perasaan sang pejuang
Sudah sekian lama merdeka, tapi keadaan masih tak enak dipanang dan disandang
Bagimana tidak, antar sesama saling tendang
Saling sikut hasut untuk mencari menang

Semrawut-semrawut
Semuanya kepinginnya berebut

Semua terlibat, katanya demi rakyat
Namun rakyat hanya diperalat demi keinginan untuk bisa menjabat
Meskipun hanya sesaat
Apa mereka tidak takut kualat ?

Sang Saka Merah Putih yang dielu-elukan sang pejuang , kini terklihat semakin kotor
Oleh noda ulah serakah sang koruptor
Yang tak pernah sadar, tak pernah belajar
Malahan semakin tambah kurang ajar

Menyebalkan, menjengkelkan, rasanya tak sabar dan gregetan hati ini
Tapi hendak dikata apa? Memang telah dan banyak terjadi
Yang kini harus sama-sama kita hadapi, demi generasi nanti

Kenapa kita tak bisa pandai-pandai ?
Sebab, sana-sini maunya bertikai
Beda prinsip sedikit maunya berkelahi
Sepertinya sulit adanya cara damai
Apakah ini akibat orang semakin banyak ingin bikin partai ?

Masalah-masalah,................. timbul masalah lagi
Entah siapa yang salah dalam hal ini
Yang jelas tidak ada yang mau mengakui
Malahan saling caci maki, tepuk dada diri sendiri, dari wong cilik hingga lembaga tertinggi
Itu semua yang sempat kusaksikan diberita-berita kaca televisi
Yang dipenuhi kata janji-janji

Itulah mungkin, kita tlah renggang dengan ilahi
Sebab adanya kemunafikan, kesombongan demo kepentongan pribadi

Semoga Tuhan mengampuni
Serta dikaruniai ” Nugroho Pranoto Lestari ”, Asri ”
Aman, sejahtera, rukun, indah bagi mubi pertiwi tercinta ini
Amin, amin, amin, yaaaa Robbi..............


” Ojo sawenang-wenang yen lagi menang, menlestari menang ”
” Lan sing biso ngalah yen lagi lagi kalah, men ora lestari kalah ”

Ingat sakit selagi dikaruniai sehat
Ingat miskin selagi kaya
Ingat yang lemah selagi kuat
Ingat kalu jadi bawahan, selagi ada kesempatan menjadi atasan
Ingat jadi rakyat selagi menjabat dan
Ingat kalau jadinya di ”dor” seandainya jadi koruptor
Ah ..........jangan. Jangan, tidak mungkin itu terjadi

Yang jelas, selalu-sealu ingat dan bersyukurlah kepada Yang Maha Kuasa
Alhamdulillah

Demikian terima kasih.

Jalan Asri, Villa Inti Persada C satu dua puluh tujuh
Detik-detik sebelum jam sepuluh, Tujuh Belas Agustus Dua ribu Tujuh
Ahmad Budi Handaru Purnomo Putro (*)



Minggu, 17 Agustus 2008

Jumat, 15 Agustus 2008

PAMANDA DR. MOH SASONGKO


Dari lima bersaudara dari ibunda kami :

1.Siti Karlinah ibunda kami

2. Murdadyo

3. Murbagio, tinggal di Banjarsari Wetan, Dagangan ,Madiun

4. Mohammad Sasongko, Tinggal di Perumahan Bukit Permai, Dau - Malang

5. Mursidi, tinggal di Medan.

Tinggal no 3 sd. No 5 yang masih hidup. Sewaktu kami keluarga Besar Poernomo menghadiri pernikahan Ananda Ato’ bin AB Pinandoro di Malang, kami sempatkan untuk sowan ke Pamanda Moh.Sasongo di Dau. Rasa haru melingkupi jiwa kami yang sowan saat itu. Betapa tidak Pak Sas sudah ” tidak bisa ” melihat lagi dengan jelas, karena katarak yang mendera penglihatan beliau tahun-tahun terakhir ini.

Betapa terharunya kami, kerinduan yang sekian puluh tahun terpendam seakan tertumpahkan saat itu. Kami menangis, membayangkan betapa berat beban beliau. Di saat-saat beliau membutuhkan pendamping beliau harus tinggal ”sendiri” dalam temaramnya dunia.

Sebagai seorang dokter ,terlontar keinginan beliau untuk pulang ke Banjarsari merawat kakandanya Murbagio. Tetapi keinginan itu dipupus sendiri bukankah beliau sendiri kesulitan beraktifitas, karena selain didera penyakit katarak belaiu juga kesulitan gerak karena vertigo dan sakit di tulang belakang, sehingga harus menjalani perawatan rutin di RSU.

Pernah terlontar keinginan beliau untuk melakukan oprasi katarak dengan metoda baru. Namun karena biaya itu sangat mahal ( delapan juta rupiah ) nampaknya beliau menunda dulu keinginan itu. Aku sudah konfirmasi ke RS Mata Undaan. Malah beliau sudah mengutarakan keinginan tinggal di tempatku selama pengobatan.

Kalau saja aku punya rejeki untuk mengobatkan kataraknya. Ingin rasanya aku meringankan penderitaan pamanku ini.

Satu hal yang bisa kami jadikan tauladan dari pamanku ini adalah Kejujurannya, kesederhanaannya. Meskipun beliau saat itu menjabat sebagai Kakanwil Kesehatan TIM TIM dan Kaltim, dan terakhir dosen Wida Iswara tidak seorangpun dari keponakannya ”dipaksa’ masuk jadi PNS meski peluang untuk melakukan KKN sangatlah besar. Alhamdulillah, beliau terselamatkan dari perbuatan itu, meski akhir sisa umurnya kekurangan harta.

Mudah-mudahan jadi bekal saat beliau menghadap kepada sang Khaliq, sehingga menjadi khusnul khotimah. Amin (*)

Rabu, 13 Agustus 2008

1 Tamparan Untuk 3 Pertanyaan

Sebuah renungan dari Majalah Nurul Hayat.


Ada seorang pemuda yang lama sekolah di luar negeri, kembali ke tanah air. Sesampainya di rumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang guru agama, Kyai atau siapa saja yang bisa menjawab tiga pertanyaannya.

Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut, seorang Kyai.
Pemuda : Andasiapa dan apakah anda yakin bisa menjawab pertanyaa-pertanyaan saya ?
Kyai : saya hamba Alloh dan dengan izin Nya saya akan menjawab pertanyaan anda.
Pemuda: Profesor dan banyak lagi orang yang pintar tidak mampu menjawab pertanyaan saya.Anda masih yakin bisa menjawab pertanyaan saya?.
Kyai: Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.
Pemuda : Saya 3 pertanyaan :
1. Kalau memang Tuhan itu ada, bisakah anda tunjukan wujud Tuhan kepada saya ?!
2. Apakah yang dinamakan takdir ?
3. Kalau syetan itu dari api kenapa dimasukkan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat syetan. Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu ??.

Tiba-tiba kyai tersebut menampar pipi pemuda tadi dengan keras.
Pemuda : ( sambil menahan skit ) Kenapa anda marah kepada saya ?!
Kyai: Saya tidak marah.... Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.
Pemuda : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.
Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya ?
Pemuda : Tentu saya sakit !
Kyai : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada ?
Pemuda : Tentu!
Kyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu ?!
Pemuda : Saya tidak bisa
Kyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama.... kita semua merasakan kehadiran Tuhan tanpa mampu melihat wujud Nya.
Kyai : Apakah tadi malam apakah anda bermimpi (*punya firasat ) akan ditampar oleh saya ?
Pemuda : Tidak!
Kyai : Apak pernah terfikir oleh anda akan menerima tamparan dari saya hari imi ?
Pemuda : Tidak!
Kyai : Itulah jawaban pertanyaan anda yang kedua.
Kyai : Lalu terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda ?
Pemuda : Kulit!
Kyai : Terbuat dari apa pipi anda ?
Pemuda : Kulit!
Kyai: Bagaimana rasanya tamparan saya ?
Pemuda : Sakit!
Kyai: Walaupun syetan dijadikan dari api dan neraka juga terbuat dari api, jika Tuhan menghendaki maka neraka akan menjadi tempat yang menyakitkan untuk syetan. (*)

Kamis, 07 Agustus 2008

Rahmad Kuspinuji Budiantoro ( Antok ) Menikah



Alhamdulillah Pada Hari :
Ahad : 3 Agustus 2008
Jam : 7.00 wib
Tempat : Gedung Unggul , Malang

Telah dilangsungkan pernikahan antara :

Rahmad Kuspinuji Budiantoro,ST bin
Ahmad Budi Pinandoro

dengan

Anggria Widya Sagita, S.Psi.
binti Ir.H.Djodi Widjonarko

Hadir dalam acara ini ibunda Siti Chanah Poernomo, keluarga besar Poernomo dan familii, kerabat Banjarsari. Keluaga besar dari Mojosari, Pasuruan, Dolopo.

Seluruh Keluaga Besar Poernomo mengucapkan SELAMAT ATAS PERNIKAHAN NANDA BERDUA SEMOGA ALLOH SELALU MELIMPAHKAN RAHMAD NYA. DAN MENJADIKAN KELUARGA NANDA KELUARGA YANG SAKINAH MAWADDAH WARROHMAH. AMIN.