Selasa, 20 Juli 2010

Sebuah Esai



Pemabuk, Kebenaran, dan Kiblat

Selasa, 20 Juli 2010 10:04:09 WIB
Reporter : Oryza A. Wirawan
Jember (beritajatim.com) - Seorang kawan menulis di laman Facebook soal revisi arah kiblat oleh Majelis Ulama Indonesia: adakah ini pesanan dari para juragan toko bahan bangunan, karena dengan revisi itu akan banyak takmir harus merehab ulang arah masjid mereka.

Saya percaya, kawan saya itu tengah bercanda. Saya juga tak tahu, seberapa rajinkah ia bersembahyang lima kali sehari. Namun setidaknya mungkin ia ingin meledek sebuah otoritas yang mengeluarkan seruan tentang mana yang boleh, mana yang tidak. Fatwa tentang mana yang sakral, mana yang profan: sebuah ledekan, bahwa produsen tafsir kebenaran bisa saja keliru. Dan kebenaran bisa datang dari mana saja.

Kebenaran bisa datang dari mana saja?

Kamis, 15 Juli 2010

Kisah Sang Profesor

Prof.DR H Imam Mukhlas MA, keturunan Banjarsari

Kisah singkat pernikahan dg istri ke 2 Siti Noer Syamsidar.
Tak menyangka pada suatu pagi hampir sepuluh tahun yang lalu, kami sekeluarga kedatangan serombongan tamu orang-orang alim. Kyai Pondok Ngabar ( Kyai Iskhak ), Bapak Syamsuri , Bapak Zainuri, Ponorogo dan masih ada beberapa orang, tak ketinggalan dr. Atik dan Mas Anang adik dan putra kandung Bp. Imam Mukhlas.
Saya tidak menyangka kalau pagi itu rombongan itu akan melamar adik Kami Siti Noer Syamsidar ( Adik Kandung Siti Noer Riefatien, istri saya ).
Singkat cerita terjadilah pernikahan itu. Setelah terjadi pernikahan, ternyata ibunda Bp. Imam Mukhlas Ibu Ropi'i adalah sepupu ibu saya Siti Karlinah Binti Khusen ( Banjarsari ).
Jadi saya tunggal buyut sama Pak Imam Mukhlas.
Sekarang Sang Profesor ini menganggap saya ini sebagai mertuanya
Terus berkarya Prof. (**)
Baca selengkapnya di :
http://decazuha.multiply.com/journal/item/4