Senin, 18 Agustus 2008

HATI YANG TERLUKA

TITIPAN PESAN KEPRIHATINAN SANG PAHLAWAN PEJUANG KEMERDEKAAN
Oleh : Ahmad Budi Handaru Purnomo Putro, Arek Suroboyo.

Kini orang-orang menyebut kami, laskar tak berguna ..........
Sebab tlah tua renta memang, didera usia yang tlah senja.
Tapi manakala terdengar kembali pekik
Merdeka.........., merdeka................, merdeka.....................
Serta berkumandangnya alunan Indonesia Raya disertai kibaran Merah Putih Sang Saka.

Maka darah jiwa mudaku bergelora kembali
Teringat, menerawang jauh akan kisah-kisah di masa revolusi yang tlah kualami
Sang patriot pejuang dengan semboyan ” Merdeka atau Mati
Bersatu padu tuk satu tujuasn demi berdiri dan tegaknya ibu pertiwi
Yang tak terasa sudah 63 tahun kini, kita peringati.

Kenyataan sudah bisa hidup di alam merdeka
Tapi para pejuang didera ” Rasa Heran serta Tanda Tanya ”
Dengan diikuti kecewa
Hendak dibawa kemana Republik Indonesiaku tercinta ini ?
Yang ternyata tuk rebutan orang-orang sok pengin kuasa semata.

Kebanyakan anak bangsa penerus cita-cita
Tak menghayati makna arti proklamasi
Yang seharusnya diisi dengan hati nurani
Meskipun kini sudah didengung-dengungkan istilah reformasi, yang disertai dengan banyak aksi-aksi

Sangat memprihatinkan dan melukai perasaan sang pejuang
Sudah sekian lama merdeka, tapi keadaan masih tak enak dipanang dan disandang
Bagimana tidak, antar sesama saling tendang
Saling sikut hasut untuk mencari menang

Semrawut-semrawut
Semuanya kepinginnya berebut

Semua terlibat, katanya demi rakyat
Namun rakyat hanya diperalat demi keinginan untuk bisa menjabat
Meskipun hanya sesaat
Apa mereka tidak takut kualat ?

Sang Saka Merah Putih yang dielu-elukan sang pejuang , kini terklihat semakin kotor
Oleh noda ulah serakah sang koruptor
Yang tak pernah sadar, tak pernah belajar
Malahan semakin tambah kurang ajar

Menyebalkan, menjengkelkan, rasanya tak sabar dan gregetan hati ini
Tapi hendak dikata apa? Memang telah dan banyak terjadi
Yang kini harus sama-sama kita hadapi, demi generasi nanti

Kenapa kita tak bisa pandai-pandai ?
Sebab, sana-sini maunya bertikai
Beda prinsip sedikit maunya berkelahi
Sepertinya sulit adanya cara damai
Apakah ini akibat orang semakin banyak ingin bikin partai ?

Masalah-masalah,................. timbul masalah lagi
Entah siapa yang salah dalam hal ini
Yang jelas tidak ada yang mau mengakui
Malahan saling caci maki, tepuk dada diri sendiri, dari wong cilik hingga lembaga tertinggi
Itu semua yang sempat kusaksikan diberita-berita kaca televisi
Yang dipenuhi kata janji-janji

Itulah mungkin, kita tlah renggang dengan ilahi
Sebab adanya kemunafikan, kesombongan demo kepentongan pribadi

Semoga Tuhan mengampuni
Serta dikaruniai ” Nugroho Pranoto Lestari ”, Asri ”
Aman, sejahtera, rukun, indah bagi mubi pertiwi tercinta ini
Amin, amin, amin, yaaaa Robbi..............


” Ojo sawenang-wenang yen lagi menang, menlestari menang ”
” Lan sing biso ngalah yen lagi lagi kalah, men ora lestari kalah ”

Ingat sakit selagi dikaruniai sehat
Ingat miskin selagi kaya
Ingat yang lemah selagi kuat
Ingat kalu jadi bawahan, selagi ada kesempatan menjadi atasan
Ingat jadi rakyat selagi menjabat dan
Ingat kalau jadinya di ”dor” seandainya jadi koruptor
Ah ..........jangan. Jangan, tidak mungkin itu terjadi

Yang jelas, selalu-sealu ingat dan bersyukurlah kepada Yang Maha Kuasa
Alhamdulillah

Demikian terima kasih.

Jalan Asri, Villa Inti Persada C satu dua puluh tujuh
Detik-detik sebelum jam sepuluh, Tujuh Belas Agustus Dua ribu Tujuh
Ahmad Budi Handaru Purnomo Putro (*)



Tidak ada komentar: