
Pemabuk, Kebenaran, dan Kiblat
Selasa, 20 Juli 2010 10:04:09 WIB
Reporter : Oryza A. Wirawan
Jember (beritajatim.com) - Seorang kawan menulis di laman Facebook soal revisi arah kiblat oleh Majelis Ulama Indonesia: adakah ini pesanan dari para juragan toko bahan bangunan, karena dengan revisi itu akan banyak takmir harus merehab ulang arah masjid mereka.
Saya percaya, kawan saya itu tengah bercanda. Saya juga tak tahu, seberapa rajinkah ia bersembahyang lima kali sehari. Namun setidaknya mungkin ia ingin meledek sebuah otoritas yang mengeluarkan seruan tentang mana yang boleh, mana yang tidak. Fatwa tentang mana yang sakral, mana yang profan: sebuah ledekan, bahwa produsen tafsir kebenaran bisa saja keliru. Dan kebenaran bisa datang dari mana saja.
Kebenaran bisa datang dari mana saja?